Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

`AyunK`

`AyunK`

MEROKOK. . . BISA MEMPENGARUHI PERILAKU???

Minggu, 03 Januari 2010

TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN (ke-3)
  
DWI MAYANG SARI  (3PA06)


MEROKOK. . . BISA MEMPENGARUHI PERILAKU???

          Sebelum ke intinya, saya mau membahas sedikit nich tentang definisi mempengaruhi perilaku. Jadi sabar dulu ya...
         Mempengaruhi adalah suatu tindakan yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu. Jadi, dengan adanya tindakan mempengaruhi kita dapat mengubah sesuatu hal. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adalah respon individu terhadap suatu rangsang atau tindakan yang dapat diamati dan mempunyai tujuan, baik disadari maupun tidak.  Banyak hal yang bisa mempengaruhi atau mengubah perilaku seseorang. Pengaruh tersebut bisa seseorang menjadi berperilaku baik atau bahkan berperilaku buruk. Hal tersebut dipengaruhi tergantung pada si pengubah.
          Nah... sekarang baru saya akan membahasnya. Simak baik-baik ya...
         Ternyata kalau merokok itu merupakan masalah yang belum bisa terselesaikan hingga saat ini ya... Merokok sudah melanda berbagai kalangan lho...!!! Baik anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan, terlebih pada siswa-siswi SMU. Banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa-siswi tersebut merokok. Diduga beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ini diantaranya adalah karena pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian dan karena iklan. Hal ini kalau dibiarkan akan sangat berpengaruh bagi kondisi fisiknya dan selanjutnya akan menghambat prestasinya di sekolah.
         Pengaruh orangtua salah satunya. Jika orangtua merokok, berkemungkinan anaknya juga merokok karena anak mengalami proses identifikasi (meniru) tingkah laku orangtua. Kebanyakan remaja merokok karena alasan pergaulan. Remaja perokok kemungkinan besar teman-temannya juga perokok aktif. Apalagi remaja rentan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Faktor kepribadian juga mempengaruhi.Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Perilaku merokok ini tak terlepas dari pengaruh iklan rokok di media. Remaja yang merokok mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengalami ketergantungan, mengalami kehilangan kepercayaan diri dari usia remaja, dan cenderung berbohong pada orangtua dan guru. Sebenarnya, perokok laki-laki juga mengalami isolasi sosial karena sebagian besar lawan jenisnya tidak menyukai pria perokok.
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah karena pengaruh teman sebesar 12,2%, iklan sebesar 5,9%, pengaruh orang tua sebesar 4% dan faktor kepribadian 1,5%. Jadi faktor yang paling berpengaruh adalah karena pengaruh teman. Wah... Wah... Wah... gawat juga ya kalau gitu...
         Merokok mempengaruhi perilaku dan psikologis seseorang. Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku, dan fungsi psikomotor. Misalnya, kurang energi, egois, frustasi, kegugupan, konsentrasi rusak, pusing, mengantuk, kelelahan, insomnia, detak jantung tidak teratur, berkeringat, ketagihan rokok, perasaan bersalah, isolasi sosial, depresi, masalah kerja atau sekolah, dan lain sebagainya.

Apa yang menyebabkan orang tidak bisa berhenti merokok atau jika bisa akan membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti?
          Ketergantungan psikologis dan ketergantungan nikotin. Perokok tidak bisa menahan keinginan untuk merokok tersebut karena beberapa faktor, misalnya faktor kebiasaan. Merokok sudah menjadi kebiasaan rutin dan menjadi perilaku otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan disadari. Jika lingkungan memfasilitasi, akan sulit bagi perokok untuk berhenti. Misalnya, teman-teman kantor atau sekolah juga merokok. Jika ada stimulus yang memungkinkan untuk merokok, maka seseorang cenderung merokok.
         Nikotin yang ada di dalam rokok itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat sehingga memacu sistem dopamine. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan pada jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang.






0 comment:

Posting Komentar